Ganesha Souvenir
Home » » Pendahuluan Pengarang kitab Qomi'uth Thughyan

Pendahuluan Pengarang kitab Qomi'uth Thughyan

Written By haris on Selasa, 29 Januari 2013 | 21.10

Advertisement


Segala puji bagi Allah yang memiliki sifat-sifat kesempurnaan, Sholawat dan salam semoga diberikan atas penghulu kita, Nabi Muhammad Saw. Yang dikukuhkan oleh Allah dengan beberapa mukjizat, juga diberikan kepada keluarga dan sahabat-sahabat beliau yang banyak berbuat kebaikan dan meninggalkan kemungkaran.
Sesudah itu saya, Muhammad Nawawi bin Umar mengharap ampunan Allah atas dosa-dosa dan pemenuhan Allah pada hajat-hajat saya. Sudah lama saya berpikir untuk mengkaji syair-syair karya Syaikh Zainuddin bin Ali bin Ahmad dalam kitabnya yang terkenal yaitu Syu’abul Iman.  Kitab ini merupakan terjemahan bahasa arab dari kitab yang berjudul sama dalam bahasa Parsi (Iran) karya Sayyid Nuruddin Al Ijiy. Syair-syair itu dirangkai dalam 26 bait dengan bahar (irama) Kamil. Setelah hati saya tergerak saya menulis kitab syarah (penjabaran) atas kitab tersebut. Saya berharap kitab syarah itu bermanfaat untuk saya sendiri dan anak cucu saya yang menginginkan kebahagiaan.
Kitab syarah ini saya beri nama Qomiuth-thughyan ‘Ala Manzhumati Su’abul Iman.
Saya memohon kepada Allah, semoga Dia memberikan manfaat dengan anugerah-Nya pada kitab ini. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu yang dikehendaki-Nya dan Zat paling layak mengambulkan segala permohonan.
Perlu saya kemukakan, bahwa Syaikh Zainuddin bin Ali bin Ahmad Asy Syafii Al Kusyini Al Fanani Al Malibari dilahirkan di daerah Kusyim Malabar pada siang hari Kamis tanggal 12 Sya’ban 842H. tetapi sejak usia kanak-kanak ia pindah ke daerah Fanan bersama pamannya, Qodhi Zainuddin bin Ahmad. Ia banyak menulis kitab, antara lain Hidayatul Adzkiya, Tuhfatul Ahya dan Irsyadul Qoshidin yang merupakan ringkasan kitab Minhajul Abidin karya Imam Al Ghozali.
Iman (keyakinan) itu memiliki beberapa bagian (unsure) dan perilaku yang dapat menambah amal manusia dengan melakukan semuanya dan mengurangi amal manusia dengan meninggalkannya. Sedangkan pokok dasar iman adalah sikap membenarkan dengan yakin. Pokok dasar iman tidak bisa berkurang. Sebab bila pokok dasar iman itu berkurang nilainya, maka akan berubah menjadi keraguan. Padahal iman tidak sah bila disertai dengan keraguan.
Sesungguhnya perilaku-perilaku yang menjadi cabang iman ada 77 macam sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
“Iman itu (cabangnya) ada tujuh puluh lebih. Cabang paling utama adalah ucapan Laa ilaha illallah (tiada tuhan selain Allah) dan yang paling rendah adalah menyingkirkan penghalang yang mengganggu dari jalan umum. Rasa malu merupakan cabang dari iman.” (HR. Ahli-ahli Hadis)
Berikut ini akan diterangkan satu persatu 77 cabang iman itu. Bila semuanya bisa dijelaskan, maka Allah akan memberikan mahligai iman yang indah. Di akhirat nanti Allah tidak akan mengingkari janji-Nya kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh untuk memberikan surga-Nya yang dipenuhi mahligai-mahligai yang indahnya tak terbayangkan.


Advertisement
Share this article :

0 comments:

Posting Komentar

 
Support : Aris Decoration | Galaxy Young | Ganesha Souvenir
Copyright © 2014. 77 Cabang Iman - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger