Advertisement
Segala puji bagi Allah yang
memiliki sifat-sifat kesempurnaan, Sholawat dan salam semoga diberikan atas
penghulu kita, Nabi Muhammad Saw. Yang dikukuhkan oleh Allah dengan beberapa
mukjizat, juga diberikan kepada keluarga dan sahabat-sahabat beliau yang banyak
berbuat kebaikan dan meninggalkan kemungkaran.
Sesudah itu saya, Muhammad
Nawawi bin Umar mengharap ampunan Allah atas dosa-dosa dan pemenuhan Allah pada
hajat-hajat saya. Sudah lama saya berpikir untuk mengkaji syair-syair karya
Syaikh Zainuddin bin Ali bin Ahmad dalam kitabnya yang terkenal yaitu Syu’abul
Iman. Kitab
ini merupakan terjemahan bahasa arab dari kitab yang berjudul sama dalam bahasa
Parsi (Iran) karya Sayyid Nuruddin Al Ijiy. Syair-syair itu dirangkai dalam 26
bait dengan bahar (irama) Kamil. Setelah hati saya tergerak saya menulis kitab
syarah (penjabaran) atas kitab tersebut. Saya berharap kitab syarah itu
bermanfaat untuk saya sendiri dan anak cucu saya yang menginginkan kebahagiaan.
Kitab syarah ini
saya beri nama Qomiuth-thughyan ‘Ala Manzhumati Su’abul Iman.
Saya memohon
kepada Allah, semoga Dia memberikan manfaat dengan anugerah-Nya pada kitab ini.
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu yang dikehendaki-Nya dan Zat paling layak
mengambulkan segala permohonan.
Perlu saya
kemukakan, bahwa Syaikh Zainuddin bin Ali bin Ahmad Asy Syafii Al Kusyini Al
Fanani Al Malibari dilahirkan di daerah Kusyim Malabar pada siang hari Kamis
tanggal 12 Sya’ban 842H. tetapi sejak usia kanak-kanak ia pindah ke daerah
Fanan bersama pamannya, Qodhi Zainuddin bin Ahmad. Ia banyak menulis kitab,
antara lain Hidayatul Adzkiya, Tuhfatul Ahya dan Irsyadul Qoshidin yang
merupakan ringkasan kitab Minhajul Abidin karya Imam Al Ghozali.
Iman (keyakinan)
itu memiliki beberapa bagian (unsure) dan perilaku yang dapat menambah amal
manusia dengan melakukan semuanya dan mengurangi amal manusia dengan
meninggalkannya. Sedangkan pokok dasar iman adalah sikap membenarkan dengan
yakin. Pokok dasar iman tidak bisa berkurang. Sebab bila pokok dasar iman itu
berkurang nilainya, maka akan berubah menjadi keraguan. Padahal iman tidak sah
bila disertai dengan keraguan.
Sesungguhnya
perilaku-perilaku yang menjadi cabang iman ada 77 macam sebagaimana sabda
Rasulullah Saw:
“Iman itu (cabangnya) ada tujuh puluh lebih.
Cabang paling utama adalah ucapan Laa ilaha illallah (tiada tuhan selain Allah)
dan yang paling rendah adalah menyingkirkan penghalang yang mengganggu dari
jalan umum. Rasa malu merupakan cabang dari iman.” (HR. Ahli-ahli Hadis)
Berikut ini akan
diterangkan satu persatu 77 cabang iman itu. Bila semuanya bisa dijelaskan,
maka Allah akan memberikan mahligai iman yang indah. Di akhirat nanti Allah
tidak akan mengingkari janji-Nya kepada orang-orang yang beriman dan beramal
saleh untuk memberikan surga-Nya yang dipenuhi mahligai-mahligai yang indahnya
tak terbayangkan.
Advertisement
0 comments:
Posting Komentar